BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa pendidikan
dan masyarakat adalah faktor pendidikan yang saling mempengaruhi karena
keduanya memiliki timbale balik yang tidak dapat dipisahkan. Seorang anak didik
setelah mendapat pendidikan dari keluarganya akan segera berlanjut untuk
mencari ilmu di sekolah. Dalam lingkungan yang baru tersebut peserta didik
diberi berbagai macam ilmu pengetahuan yang berguna bagi dirinya sendiri ataupun
orang lain.
Setelah itu ia akan beranjak ke lingkungan
berikutnya yaitu masyarakat, di sinilah ia akan mengaplikasikan segala ilmu
yang telah didapatnya ketika melakukan pendidikan di sekolah.Terkadang seorang
anak didik tidak dapat di terima di dalam masyarakat karena pendidikan yang
diterima di sekolah tidak sesuai dengan yang dibutuhkan di masyarakat, sehingga
peserta didik tersebut hanya bisa menjadi penonton tanpa terlibat secara
langsung di dalam masyarakat.
Pada dasarnya lingkungan pendidikan adalah
segala sesuatu yang ada dan terjadi di sekeliling proses pendidikan itu
berlangsung yang terdiri dari manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan
benda-benda mati. Keempat kelompok benda-benda lingkungan pendidikan itu ikut
berperan dalam rangka usaha setiap siswa atau mahasiswa mengembangkan dirinya.
Tetapi manajemen pendidikan menaruh perhatiannya terutama kepada lingkungan
yang berwujud manusia yaitu masyarakat.
Manusia merupakan bagian dari lingkungan
masyarakat, seperti manusia, pendidikan pun dapat dikatakan sebagai bagian dari
masyarakat karena pendidikan dapat memajukan cara pandang dan cara berperilaku
masyarakat. Lembaga pendidikan tempat pendidikan didapat pun sama
pentingnya.Maka dari itu diperlukan kerjasama antara lembaga pendidikan dengan
masyarakat demi terciptanya masyarakat yang lebih maju.
Di sini perlu kita lihat sejauh mana pengaruh
sekolah sebagai ladang pendidikan (formal) dalam mencetak generasi yang siap
terjun ke tengah-tengah masyarakat, karena tidak jarang antara lembaga
pendidikan dan masyarakat tidak saling berinteraksi. Sebagian masyarkat
menganggap bahwa pendidikan itu mahal dan hanya menghabis-habiskan uang. Tetapi
pada kenyataannya tidak dapat dipungkiri bahwa seluruh bagian dari masyarakat
membutuhkan pendidikan. Maka dari itu perlu dibinanya komunikasi antara
masyarakat dan lembaga pendidikan tersebut dengan mengetahui jenis, bentuk dan
hubungan lembaga pendidikan dengan masyarakat, dan cara peningkatkan dan
pemberdayaan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan dan lembaga pendidikan
itu sendiri, dan semua itu perlu kita bahas dalam makalah ini.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa Konsep
dasar hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat?
2. Sebutkan Jenis-Jenis
Kegiatan Hubungan Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat?
3. Bagaimana Bentuk-Bentuk
Kerjasama Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat?
4. Peningkatan
dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Konsep dasar hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
Organisasi pendidikan adalah merupakan suatu
sistem yang terbuka. Sebagai sistem terbuka, berarti lembaga pendidikan selalu
mengadakan kontak hubungan dengan lingkungannya yang disebut sebagai
suprasistem. Kontak hubungan ini dibutuhkan untuk menjaga agar sistem atau
lembaga itu tidak mudah punah atau mati.
Hanya sistem terbuka yang memiliki negentropy,
yaitu suatu usaha yang terus-menerus untuk menghalangi kemungkinan terjadinya
entropy atau kepunahan. Ini berarti hidup atau matinya sistem itu sebagian
terbesar ditentukan oleh usaha lembaga itu sendiri. Konsep ini bisa dicocokkan
dengan praktek-praktek pendidikan yang telah terjadi. Sekolah yang tidak
memiliki nama baik di mata masyarakat dan akhirnya mati, adalah sekolah yang
tidak mampu membuat hubungan baik dengan masyarakat pendukungnya. Dengan
berbagai sebab masyarakat enggan menyekolahkan putra-putrinya ke sekolah itu,
hal tersebut yang membuat sekolah itu tidak mempunyai siswa, dan sebaliknya.
Sejalan dengan konsep diatas, pemerintah
menyerukan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah,
orang tua, dan masyarakat. Dengan demikian tampaklah bahwa lembaga pendidikan
itu bukanlah badan yang berdiri sendiri dalam membina pertumbuhan dan
perkembangan putra-putri bangsa, melainkan ia merupakan suatu bagian yang tidak
terpisahkan dari masyarakat yang luas.
Ada hubungan saling memberi dan saling menerima
antara lembaga pendidikan dengan masyarakat sekitarnya. Lembaga pendidikan
merealisasi apa yang dicita-citakan oleh masyarakat tentang pengembangan
putra-putri mereka. Disamping layanan terhadap masyarakat berupa pendidikan dan
pengajaran, lembaga
pendidikan juga menyediakan diri sebagai agen pembaru atau penerang bagi
masyarakat.
Lembaga pendidikan sesungguhnya melaksanakan
fungsi rangkap terhadap masyarakat yaitu memberi layanan dan sebagai agen
pembaru, Dikatakan fungsi layanan karena ia melayani kebutuhan-kebutuhan
masyarakat, dan fungsi pemimpin sebab ia memimpin masyarakat disertai dengan
penemuan-penemuannya untuk memajukan kehidupan masyarakat.
Selanjutnya dengan mengadakan kontak hubungan
dengan masyarakat memudahkan organisasi pendidikan tersebut mampu menyesuaikan
diri dengan situasi dan kondisi lingkungannya. Lembaga pendidikan lebih mudah
menempatkan dirinya di masyarakat dalam arti dapat diterima sebagai bagian dari
milik warga masyarakat. Lembaga pendidikan dapat mengikuti arus dinamika
masyarakat lingkungannya.
Pendekatan situasional memang diperlukan oleh
lembaga pendidikan sebagai sistem terbuka. Pendekatan
ini mengharuskan lembaga-lembaga itu menaruh perhatian kepada masyarakat dan
mengamati aspirasi mereka, kebutuhan mereka, kemampuan, dan kondisi mereka.
Manajer pendidikan bersama warga masyarakat mencoba berusaha mencari jalan
keluar dan mewujudkannya dalam lembaga pendidikan untuk keputusan bersama.
Hubungan kerjasama lembaga pendidikan dengan
masyarakat, mengikuti perubahan-perubahan lingkungan dengan pendekatan
situasional, memungkinkan lembaga itu tetap berdiri. Sebab ia berada dalam
hidup bersama masyarakat dan sekaligus penerang/inovator bagi masyarakat.
Inilah yang perlu diusahakan oleh manajer pendidikan.
Secara terperinci manfaat hubungan lembaga pendidikan dengan
masyarakat adalah sebagai berikut:
Bagi
lembaga pendidikan yakni :
a. Memudahkan
memperbaiki pendidikan
b. Memperbesar
usaha meningkatkan profesi pengajar
c. Konsep masyarakat
tentang guru/dosen menjadi benar
d. Mendapatkan
koreksi dari kelompok masyarakat
e. Mendapat
dukungan moral dari masyarakat
f. Memudahkan
meminta bantuan dari masyarakat
g. Memudahkan
pemakaian media pendidikan masyarakat
h. Memudahkan
pemanfaatan narasumber
Bagi
masyarakat yakni :
a. Tahu
hal-hal persekolahan dan inovasinya
b. Kebutuhan-kebutuhan
masyarakat tentang pendidikan lebih mudah diwujudkan
c. Menyalurkan
kebutuhan berpatisipasi dalam pendidikan
d. Melakukan
usul-usul terhadap lembaga pendidikan
Seperti yang sudah diuaraikan diatas, sekolah
memanfaatkan hubungan dengan masyarakat ialah untuk melangsungkan atau
mempertahankan hidupnya dan sebagian untuk melayani masyarakat. Manfaat diatas
dapat diperoleh jika manajer pendidikan mampu mengadakan komunikasi dan kerjasama
yang baik dengan masyarakat. Komunikasi dan kerjasama yang baik ini sekaligus
membuat pandangan masyarakat yang keliru tentang guru/dosen menjadi benar.
Bahwa guru/dosen tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik mereka tidak
mementingkan gaji tetapi mereka adalah mengabdi demi kepentingan yang dididik
maupun yang diajar.
Sama halnya dengan pertahanan hidup, layanan
tehadap masyarakat juga akan semakin meningkat bila hubungan lembaga pendidik
dengan masyarakat semakin baik. Masyarakat akan puas karena banyak warga yang
diperhatikan, lembaga terbuka bagi para warga masyarakat yang ingin
berpatisipasi dalam pendidikan, termasuk mengajukan usul tentang hal-hal yang
mereka inginkan terjadi atau dilaksanakan di lembaga.
B.
Jenis-jenis Kegiatan Hubungan Lembaga Pendidikan dengan Masyarakat
Menurut Don Begin (1984), public relations
dibedakan menjadi external public relations ( humas ke luar ) dan internal
public relations ( humas ke dalam ). Oleh karena itu, di sekolah dikenal
adanya kegiatan publisitas ke luar dan publisitas ke dalam.
1. Kegiatan
Eksternal
Kegiatan ini selalu berhubungan atau ditujukan
kepada publik atau masyarakat di luar warga sekolah. Ada dua kemungkinan yang
bisa dilakukan yakni secara langsung ( tatap muka ) dan tidak langsung.
Kegiatan tatap muka misalnya rapat bersama dengan pengurus BP3 setempat,
berkonsultasi dengan tokoh-tokoh masyarakat, melayani kunjungan tamu dan
sebagainya. Kegiatan eksternal tidak langsung adalah kegiatan yang berhubungan
dengan masyarakat melalui perantaraan media tertentu, seperti:
a. Penyebaran
informasi melalui televisi
Berhasil tidaknya menggunakan televisi sebagai
alat media publisitas sekolah, tergantung pada program yang telah disiapkan
sebelumnya di dalam program itu disusun hal-hal atau pokok-pokok yang akan
disajikan kepada penontonnya. Maka dari itu, informasi melalui televisi
memerlukan persiapan yang lebih cermat daripada informasi melalui radio.
Informasi melalui televisi dapat dilaksanakan dengan cara ceramah biasa,
wawancara, ceramah dengan alat-alat peraga, diskusi, sandiwara, acara cerdas
tangkas, kegiatan kesenian dan sebagainya.
b. Penyebaran
informasi melalui radio
Radio merupakan media massa yang penting yang
mampu menjangkau publik yang luas. Karena itu, sekolah dapat mengambil manfaat
yang sebesar-besarnya dari radio ini untuk kepentingan publisitas. Beberapa hal
yang penting seperti kapan pendaftaran siswa baru, kegiatan pendidikan dan data
sekolah dapat diinformasikan ke luar melalui radi
c. Penyebaran
informasi melalui media cetak
Yang dimaksud media cetak adalah surat kabar,
majalah, buletin dan sebagainya. Kadang-kadang semuanya ini disebut pers dalam
arti sempit. Dalam hubungannya dengan kegiatan humas, pers dapat dikatakan
sebagai penyalur informasi yang menguntungkan.
d. Pameran
sekolah
Pameran sekolah dimaksud untuk menunjukkan
hasil pekerjaan para siswa serta masyarakat pada umumnya.
2. Kegiatan
Internal
Kegiatan ini merupakan publisitas ke dalam,
sasarannya tidak lain adalah warga sekolah yang bersangkutan yakni para guru,
tenaga tata usaha dan seluruh siswa.
Pada prinsipnya, kegiatan internal bertujuan
untuk:
a. Memberi
penjelasan tentang kebijaksanaan penyelenggaraan sekolah,situasi dan
perkembangannya.
b. Menampung
sarana-sarana dan pendapat-pendapat dari warga sekolah dalam hubungannya dengan
pembinaan dan pengembangan sekolah.
c. Dapat
memelihara hubungan yang harmonis dan terciptanya kerja sama antar warga
sekolah sendiri.
Kegiatan internal dapat dibedakan atas kegiatan
langsung dan tidak langsung. Kegiatan langsung ini dapat berupa, antara lain:
a. Rapat
dewan guru
b. Upacara
sekolah
c. Karyawisata/rekreasi
bersama
d. Penjelasan
lisan pada berbagai kesempatan yang ada, misalnya pada pertemuan arisan,
syawalan dan sebagainya
Sedangkan
mengenai kegiatan yang tidak langsung dapat berupa:
a. Penyampaian
informasi melalui surat edaran
b. Penggunaan
papan pengumuman di sekolah
c. Penyelenggaraan
majalah dinding
d. Menerbitkan
buletin sekolah untuk dibagikan kepada warga sekolah
e. Pemasangan
iklan/pemberitahuan khusus melalui media massa pada kesempatan-kesempatan
tertentu
Pada era di mana terjadi salah kaprah mengenai
hubungan antara lembaa pendidikan dan masyarakat ini, hendaknya kaum akademisi
mulai menjelaskan kembali bagaimana hubungan lembaga pendidikan dan masyarakat
yang sebenarnya harus terjadi. Pada masa ini, sekolah dianggap hanya sebagai
“penjara akademik” atau sarana untuk menyampaikan hal-hal yang bersifat
akademis kepada peserta didik. Dengan demikian kebanyakan orang menganggap
cukup dengan adanya komite sekolah dan bagian humas, maka hubungan antara
sekolah dan masyarakat sudah berjalan sebagaimana mestinya.
Padahal,
arti hubungan antara sekolah dan masyarakat sendiri jauh lebih luas daripada
itu dan mencakup beberapa bidang. Bidang-bidang tersebut adalah bidang-bidang
yang ada hubungannya dengan pendidikan anak-anak dan pendidikan masyarakat pada
umumnya.
Jenis
hubungan sekolah dan masyarakat itu sendiri dapat digolongkan menjadi 3 jenis,
yaitu:
a.
Hubungan edukatif, ialah hubungan kerja sama
dalam hal mendidik murid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga.
Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau
bahkan pertentangan yang dapat mengakibatkan keragu-raguan pendirian dan sikap
pada diri anak.
Cara
kerja sama tersebut dapat direalisasikan dengan mengadakan pertemuan yang direncanakan
secara periodik antara guru-guru di sekolah dengan para orang tua murid. Di
samping itu, dapat pula dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke rumah peserta
didik di luar waktu sekolah untuk mengenal lingkungan di mana peserta didik
berkembang. Jika hal tersebut tidak dimungkinkan, dapat pula dilakukanpertemuan
antara guru dengan orang tua peserta didik per kelas untuk mengadakan dialog
terbuka mengenai masalah-masalah pendidikan yang sering terjadi dalam keluarga,
dan bagaimana cara mengatasinya.
b.
Hubungan kultural, yaitu usaha kerja sama
antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan
mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada. Untuk itu
diperlukan hubungan kerja sama antara kehidupan di sekolah dan kehidupan dalam
masyarakat. Kegiatan kurikulum sekolah disesuaikan dengan kebutuhan dan
tuntutan perkembangan masyarakat. Demikian pula tentang pemilihan bahan
pengajaran dan metode-metode pengajarannya.
Oleh
karena itu, tidak mustahil bahwa untuk menjelmakan para peserta didik untuk
menbantu dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh masyarakat di luar
lingkunngan sekolah. Kegiatan-kegiatan kerja sama semacam itu berarti mendidik
para peserta didik untuk berpartisipasi dan turut bertanggung jawab tehadap
masyarakat dan lingkungannya.
c.
Hubungan institusional, yaitu hubungan kerja
sama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi resmi lain, baik
swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerja sama antara sekolah satu
dengan sekolah-sekolah lainnya, kepala pemerintah setempat, ataupun
perusahaan-perusahaan Negara, yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan
pendidikan pada umumnya.
Sebagai kesimpulan data dikemukakan bahwa
dengan dilaksanakannya ketiga hubungan tersebut, diharapkan sekolah tidak lagi
selalu ketinggalan dengan perubahan dan tuntutan masyarakat yang senantiasa
berkembang. Sehingga meskipun digerus oleh arus globalisasi, sekolah tidak lagi
hanya menjadi penyalur informasi akademik. Maka dari itu, untuk kembali
mendapatkan fungsinya yang sebenarnya, sekolah harus merupakan salah satu pusat
belajar dari banyak pusat belajar yang kini dikategorikan sebagai pendidikan
nonformal.
Adanya hubungan sekolah dan masyarakat ini
dimaksudkan pula agar proses belajara yang berlaku di sekolah mengalami
perubahan, dari proses belajar dengan cara “menyuapi” dengan bahan pelajaran
yang telah dicerna oleh guru, menjadi proses belajar yang inovatif, yaitu
belajar secara antisipatoris dan partisipatoris. Proses belajar yang inovatif
ini tidak hanya “belajar memecahkan masalah”, tetapi justru yang terpenting
adalah mengidentifikasi, mengerti, dan bila perlu merumuskan kembali masalah
itu. Peserta didik dididik untuk berpartisipasi dalam arti luas di dalam
kehidupan masyarakat, dan dapat mengantisipasi kehidupan masyarakat yang akan
datang tempat mereka akan hidup dan terlibat di dalamnya setelah mereka dewasa.
C.
Bentuk-Bentuk Kerjasama Lembaga Pendidikan Dengan Masyarakat
a.
Hubungan sekolah dengan orang tua siswa dan
warga masyarakat. Bentuk hubungan ini bisa individual, bisa pula organisatoris:
1.
Secara individual:
a. Orang
tua datang ke sekolah untuk berkonsultasi maupun untuk pemecahan masalah
anaknya.
b. Secara
sukarela orang tua datang ke sekoah menyampaikan saransaran bahkan sumbangan
untuk kemajuan sekolah.
Sebagai contoh: seseorang pensiunan Pustakawan
secara sukarela datang ke sekolah untuk “pembenahan” perpustakaan sekolah.
2.
Secara Organisasi melalui BP3
Organisasi ini akan lebih efektif bila sekolah
mampu menggerakkan dan memanfaatkan potensi yang ada di kalangan orang tua
umpamanya:
a)
Para dokter untuk duduk pada seksi UKS bahkan
untuk mendirikan poliklinik sekolah
b)
Para insinyur untuk memberikan saran-saran
dalam pembanguna sekolah
c)
Para Profesional pejabat dan pengusaha lainnya
yang juga akan dengan sukarela membantu sekolah demi kepentingan anak-anaknya.
d)
Para pemuka agama untuk peningkatan Imtaq (
iman dan taqwa )
b.
Hubungan Sekolah dengan Alumni
Dari para alumni, sekolah memperoleh masukan
tentang kekurangan sekolah yang perlu dibenahi, upayaupaya yang perlu dilakukan
untuk perbaikan. Juga melalui alumni dapat dihimpun dana bagi peningkatan
kesejahteraan guru dan karyawan maupun perbaikan pembangunan sekolah . Bahkan
mengundang para alumni itu sendiri untuk menyampaikan pengalaman keberhasilannya
untuk motivasi atau menularkan pengetahuannya untuk penyegaran dan tambahan
wawasan bukan hanya untuk para siswa tetapi juga para guru dan warga sekolah
lainnya.
c.
Hubungan dengan Dunia Usaha/ Dunia Kerja
Biasanya
ini merupakan bidang garapan guru bimbingan dan konseling. Pelaksanaannya:
1. Mengundang
tokoh yang berhasil untuk datang ke sekolah
Keberhasilan tokoh tersebut akan memotivasi
semua pihak untuk berbuat yang serupa.
2.
Mengirim para ank didik ke dunia usaha/dunia kerja. Tentu saja ini menguntungkan
kedua belah pihak. Dunia kerja memperoleh tenaga yang murah sedangkan para
siswa mendapatkan pengalaman kerja yang berharga.
d.
Hubungan dengan Instansi lain
1. Hubungan
dengan Sekolah lain:
Hubungan kerjasama ini dapat juga dibina
melalui MGMP, MKS, MGP, K3S, K3M.
2.
Hubungan dengan Lembaga/Badan-Badan
Pemerintahan Swasta
Sebagai contoh: kerjasama dengan bank dalam
rangka penggalangan dana “gemar menabung” pelajar. Begitu juga kerjasama dengan
pertamanan dalam rangka penghijauan.
D.
Peningkatan dan Pendayagunaan Partisipasi Masyarakat
Masyarakat memandang sekolah (lembaga
pendidikan) sebagai cara yang menyakinkan dalam membina perkembangan para siswa
atau mahasiswa, karena itu masyarakat berpatisipasi dan setia kepadanya. Namun
hal ini tidak otomatis terjadi terutama dinegara-negara berkembang termasuk
Indonesia. Hal ini disebabkan karena banyak warga yang belum paham akan makna
lembaga pendidikan, lebih-lebih bila kondisi ekonomi mereka rendah, merek
hampir tidak hirau akan lembaga pendidikan. Pusat perhatian mereka adalah
kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk mengikut sertakan warga masyarakat ini
dalam membangun pendidikan disekolah maupun perguruan tinggi, sudah sepatutnya
para manajer pendidikan melalui tokoh-tokoh masyarakat aktif menggugah
perhatian mereka. Para manajer dapat mengundang para tokoh ini untuk membahas
bentuk-bentuk kerjasama dalam meningkatkan pendidikan. Keputusan diambil secara
musyawarah untuk memperoleh alternatif yang terbaik.
Yang paling menarik bagi masyarakat adalah bila
lembaga pendidikan itu sanggup mencetak lulusan yang siap pakai. Artinya bila
lulusan itu baik mereka sebagai tenaga menengah maupun sebagai tenaga ahli
tidak membutuhkan latihan lagi sebelum bekerja, melainkan secara langsung dapat
melaksanakan pekerjaan dalam bidangnya secara relatif baik. Untuk mewujudkan
lulusan seperti ini memang merupakan tantangan berat bagi para manajer
pendidikan.
Bila manajer berhasil, biasanya imbalannya dari
warga masyarakat cukup besar. Mereka secara antusias akan mendukung lembaga pendidikan
bersangkutan baik secara moral maupun material. Makin banyak orang tua yang
merasakan kepuasan itu, makin banyak dan makin besar pula partisipasi
masyarakat terhadap lembaga pendidikan itu.
Inilah beberapa contoh partisipasi masyarakat
dalam pendidikan :
Ø
Dalam bentuk partisipasi antara lain :
a. Dewan
Pendidikan
b. Komite
Sekolah
c. Persatuan
orang tua siswa
d. Perkumpulan
olahraga
e. Perkumpulan
Kesenian
f. Organisai-organisasi
yang lain
Ø
Dalam bidang partisipasi antara lain :
a. Kurikulum
terutama yang lokal
b. Alat-alat
belajar
c. Dana
d. Material
untuk bangunan gedung
e. Auditing
Keuangan
f. Kontrol
terhadap kegiatan-kegiatan sekolah dan sejenisnya.
Ø
Dalam cara partisipasinya antara lain :
a. Ikut
dalam pertemuan
b. Datang
ke sekolah
c. Lewat
surat
d. Lewat
telepon
e. Ikut
malam kesenian dan sejenisnya
Inilah
beberapa contoh partisipasi masyarakat dari hal bentuk, bidang dan cara
berpatisipasi dalam pendidikan.
thanks kak
BalasHapusgak ada daftar pustakanya ye kak
BalasHapuskak minta daftar pustakanya kak
BalasHapusgk ada daftar pustakanya?
BalasHapusBoleh minta daftar pustakanya kak?
BalasHapusAdakah daftar pustakanya ?
BalasHapusAdakah daftar pustaka dan catatan kakinya kak?
BalasHapus